Kemenangan itu…

13 03 2009

Bismillah…

“Dan tidak ada kemenangan itu, selain dari Allah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana”. (Ali Imran: 126)

Sesungguhnya saya bukan orang yang cukup berilmu untuk menafsirkan ayat. Tapi, saya menemukan suatu hal yang menarik dari kalimat cinta Rabb yang Esa tersebut. Hayo, siapa yang bisa menebak kira-kira hal menarik apa yang saya temukan?
Sebelumnya mungkin saya perlu memaparkan bahwa ayat ini dan ayat-ayat sebelumnya berbicara tentang perang pada jaman Rasul. Lebih spesifik mengacu pada perang Uhud dan perang Badar. Pada perang Badar, kaum muslim berhasil menakhlukan musuh walaupun dengan jumlah pasukan yang minimalis. Pada perang Uhud, jumlah kaum muslim lebih banyak daripada perang Badar. Akan tetapi, para pasukan muslim ini berlaku tidak taat terhadap Rasul sehingga pihak muslim pun harus mengalami kekalahan. Oleh karena itu, Allah berfirman sebagaimana ayat di atas:

“Dan tidak ada kemenangan itu, selain dari Allah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (Ali Imran:126)

Kalimat yang singkat, pilihan kata yang unik. Tidak kemenangan selain dari Allah. Artinya, Allah lah yang memberi kemenangan itu. Jika saya analogikan, kemenangan disini dapat mencakup banyak hal. Kemenangan berupa mendapatkan nilai yang baik, kemenangan berupa mendapatkan rizki yang lebih, dan kemenangan-kemenangan lain dalam hidup kita. Semua itu tidak akan pernah ada kecuali atas izin Allah. Buktinya? Ayat tersebut menjelaskan dengan gamblang bukan??

Kemudian, kita temukan kata Mahaperkasa dalam ayat tersebut. Mahaperkasa menunjukkan keperkasaan Allah, kekuasaanNya. Keperkasaan untuk memberikan kemenangan itu. Sungguh mudah bagi Allah untuk memberikan kemenangan itu kepada siapapun yang dikehendakiNya. Bukan perkara rumit apalagi mustahil.

“ Demikianlah Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu.” (Ali Imran: 47)

Jadi, sebenarnya Allah hanya berkata “Jadilah” maka kemenangan (yang kita peroleh) itu akan terwujud. Tapi, jika sebenarnya semudah itu Allah menciptakan kemenangan bagi kita, mengapa kita tidak selalu menemukannya? Mengapa masih kita temukan kegagalan dalam kehidupan kita? (Jangan tanyakan pada rumput yang bergoyang, lebaran kuda juga gak akan terjawab sist n bro).
Jawaban pertanyaan tersebut ada di kata selanjutnya: Mahabijaksana. Ya, Allah Mahabijaksana. Kebijaksanaan yang terwujud dalam pengertian bahwa Allah tau apa yang terbaik bagi kita. Mungkin kita dapat menjadi lebih arif dalam menghadapi masalah ketika kemenangan itu tidak kita dapatkan. Atau mungkin kita menjadi lebih dekat kepadaNya ketika kita tidak berada dalam kemenangan. Banyak hikmah, asalkan kita mau menemukannya.

Tiba-tiba saya teringat akan modul Saraf dan Jiwa yang hampir dua bulan lalu usai. Tidak menyangka, modul yang saya sukai ini malah berakhir pada kegagalan (ya…gak gagal-gagal banget si..tapi nilai yang keluar berada di bawah harapan saya). Awalnya sedikit stress 😀 , tapi saya mencoba mengerti dan menggali hikmah dari kegagalan tersebut sampai saya menemukan terjemahan ayat ini. Ya, lewat kegagalan itu Allah ingin mengajak saya untuk merenung, untuk introspeksi (sejauh apa saya berusaha) dan (saya rasa) untuk tidak sombong serta berbangga diri…naudzubillahi min dzalik.

“Dan tidak ada kemenangan itu, selain dari Allah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana”. (Ali Imran: 126)

kalimat cintaNya yang indah…:D

wallahu a’lam bish-shawab


Actions

Information

3 responses

13 03 2009
Crescent Hikari

smangat ya ade’… pasti ada rencana Allah yang telah ditetapkan untukmu olehNya…
manusia hanya bisa berusaha, namun Allah lah yang menentukan bagaimana hasil akhirnya…

14 03 2009
hidayatus

Menarik…gw akan memandangnya dari segi takdir..kan takdir ada yang bersifat ghoibiyah dan kauniyah…yang kita bisa usahakan adalah yang kauniyah…kita bisa belajar, berusaha dengan keras (ikhtiar kalau bahasa langitnya)…tetapi perlu diingat ada sisi ghoibiyah juga.

Case Study : orang2 Jepang, atau eropa secara umum mereka lebih menguasai iptek..kerena mereka mau belajar….mau memenuhi ayat2 kauniyahnya…sehingga mereka mendapat takdir sebagai negara yang maju..Tetapi lihat umat muslim secara umum (indonesia…red) kita tidak memenuhi kauniyahnya , tidak mau belajar, tidak mau bekerja keras…jadinya ya kayak gini.

Finally yang harus kita usahakan adalah memenuhi syarat2 kauniyahnya dan juga memenuhi faktor ghoibiyah nya….inilah yang gw pahami tentang takdir Allah…mungkin pemahaman gw ada yang salah? tolong benarkan sebelum tersesat lebih jauh. wallahu a’lam bish-shawab
Thanks

14 03 2009
kerlip

@Crescent Hikari:Alhamdulillah sekarang sudah mengerti.. 😀
yup…bener banget..wilayah kita adalah wilayah amal sedangkan wilayah hasil adalah hak prerogatif Allah untuk menentukan

@hidayatus: wah..makasih udah melengkapi postingan ini.. 😀 btw, gak semua orang indonesia kaya gitu kok..

Leave a reply to hidayatus Cancel reply